Manajemen pemasaran adalah proses atau kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan mengikuti metode manajemen yang baik yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, serta pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Suatu perusahaan dalam mempromosikan barang, kepada konsumen harus dapat memenuhi kriteria yang baik, kriteria yang dimaksud adalah kriteria pemasaran/barang yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen,
Nah, setelah memaparkan sedikit tentang Manajemen Pemasaran mari kita beralih kepada judul skripsi manajemen pemasaran.
Mungkin masih teringat dibenak kita dengan bran image atau jargon dari salah satu produk yang kita lihat ditelevisi, internet ataupun dimedia cetak. Produk tersebut diiklankan atau dikomunikasikan dengan beragam cara. mulai dari yang lucu, aneh, meyakinkan, norak hingga salah satu diantaranya bahkan dengan sengaja menyindir dan bersaing “menjatuhkan” produk lainnya. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk meyakinkan kita sebagai calon konsumen agar membeli atau menggunakan produk yang diiklankan.
Dalam hal ini manejemen pemasaran yang baik tentunya sangat diperlukan oleh pemilik produk (red : Produsen). Disinilah peran produsen ditantang sekreatif mungkin dalam mengemas produk dan merancang strategi pemasaran yang baik untuk mengkomunkasikan produknya (baik barang ataupun jasa) agar bisa terjual dipasaran atau digunakan oleh pelanggan.
Dalam mengkomukasikan suatu produk haruslah memperhatikan beberapa aspek yang menjadi penilaian konsumen dalam menilai suatu produk. Aspek yang membuat konsumen yakin untuk memutuskan membeli atau menggunakan suatu produk diataranya adalah kualitas produk, pelayanan, komunikasi, harga dan ketersediaan suatu produk. Aspek inilah yang paling menentukan bagaimana penilaian konsumen terhadap suatu produk.
Keahlian manejemen pemasaran dan strategi pemasaran pemilik produk dalam mengemas produknya untuk dikenalkan dan dikomunikasikan kepada khalayak sangatlah menentukan seberapa besar penilaian konsumen terhadap suatu produk sehingga pada akhirnya meyakinkan konsumen untuk memutuskan membeli atau menggunakan produk tersebut.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang manejemen pemasaran dan strategi pemasaran yang lebih lengkap tanyakan dan konsultasikan pada AHLInya.
Inovasi pemasaran lembaga pendidikan (sekolah) memang lagi kreatif-kreatifnya. Panitia penerimaan siswa baru tidak hanya difungsikan sekadar mengurusi hal administrasi dan seleksi ketat semata, namun mereka diefektifkan jauh-jauh hari sebelum tahun ajaran baru untuk mengedukasi dan melakukan kampanye terhadap target-targetnya (calon siswa potensial). Dalam hal ini, tentunya mereka awali dengan melakukan riset mengenai tren masyarakat konsumen pendidikan. Dan pada tahap selanjutnya adalah berinovasi untuk mengedukasi pasar dan menghasilkan input yang sesuai standar target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kini sekolah-sekolah memang harus lebih aktif untuk menggaet input-input yang berkualitas. Hal ini dalam rangka kompetisi tadi. Tak heran jika pilihan berinovasi dengan memajukan waktu perekrutan calon siswa dan membuka jalur khusus siswa berprestasi, menjadi strategi baru bagi sekolah-sekolah sekelas Al Azhar, dalam konteks pemasaran lembaganya.
Strategi komunikasi pemasaran dibeberapa sekolah swasta di Bekasi, bahkan telah dilakukan secara profesional dengan memasang artikel satu halaman full di harian lokal. Suatu terobosan unik untuk mengedukasi calon konsumennya. Tentunya strategi ini memerlukan budget yang tidak sedikit. Namun untuk sebuah kemenangan kompetisi, akselerasi peningkatan kualitas dan profesionalisme manajemen sekolah, bukankah ini sesuatu yang patut untuk dicoba ?
Perilaku konsumen pendidikan (siswa) di Kota Bekasi memang masih cenderung loyal atau masih primordial dalam konteks pendidikan menengah. Ini adalah kekuatan tersendiri untuk pemasaran brand lembaga pendidikan lokal. Ditunjang dengan interland yang belum terlalu valuable kualitas pendidikannya, pasar pendidikan di Kota Bekasi cenderung masih sangat prospektif.
Anak usia sekolah menengah masih senang bersekolah di Kota Bekasi ketimbang harus hijrah ke Jakarta. Hal ini sangat memberi akses, untuk goal Kota Bekasi. Tujuan Pendidikan, sebagaimana sering dikampanyekan oleh Pemkot Bekasi. Berbeda dengan peserta pendidikan tinggi (mahasiswa) yang cenderung menjadikan Jakarta sebagai target utama.
Siswa (termasuk orangtuanya) tidak lagi hanya sekadar melihat pertimbangan lamanya sekolah berdiri, jarak dari rumah ke sekolah dan guru-gurunya saja, melainkan ada faktor-faktor motivasi lain dalam hal memutuskan target sekolah yang dipilih. Dalam konteks ini, positioning sebuah institusi pendidikan merupakan aspek perhatian besar dari konsumennya (siswa).
Sekolah-sekolah yang memposisikan dirinya sebagai sekolah unggulan, andalan ataupun favorit yang diregulasi pemerintah kota Bekasi tentu memiliki bargaining position yang lebih baik. Namun tren siswa dewasa ini ternyata tidak hanya melihat positioning sekolah unggulan, andalan dan favorit sebagai satu-satunya pertimbangan untuk memutuskan bersekolah di lembaga tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar